Powered By Blogger

Minggu, 03 Juli 2011

JENIS-JENIS TAREKAT DAN AJARANNYA



A. Pendahuluan
Tarekat merupakan cara bagi orang-orang yang menjalankan laku mistis atau tasawuf untuk mencapai tujuan utamanya, yakni memperoleh cita-cita ma’rifat pada alam ghaib dan mendapatkan penghayatan langsung pada zat allah atau Al-haq.
Pada dasarnya tarekat dunia tasawuf tidak terbatas jumlahnya karena setiap manusia mencari dan merintis jalan sesuai dengan kemampuan ataupun taraf kesucian hatinya masing-masing.
Oleh karenanya tidak mengherankan jika banyak dijumpai berbagai jenis tarekat dalam dunia tasawuf.

B. Pengertian Tarekat
Secara etimologi pengertian tarekat berasal dari bahasa arab “ thariq" yang berarti jalan, cara, keadaan, haluan, aliran pada garis sesuatu. Sedangkan menurut istilah tarekat ialah perjalanan seorang slidik (pengikut tarekat) manuju tuhan dengan cara menyucikan diri. Dengan kata lain tarekat ialah perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
Syarat utama yang perlu diperhatikan oleh pengikut tarekat ialah untuk mendekatkan diri pada Tuhan, tidak dibenarkan meninggalkan syari’ah. Untuk itu setiap pengikut tarekat harus dibimbing oleh Syekh Mursyid (pembimbing) yang bertanggungjawab.
Sebaliknya para murid tarekat harus senantiasa berlaku zuhud, tawadhu, banyak berzikir, berwirid dan berdo’a, disamping mengamalkan syariat yang benar agar segalanya dapat terkendali pengikut tarekat. Metode semula dipergunakan oleh seorang sufi besar dan kemudian diikuti oleh murid-muridnya sebagaimana halnya mazhab-mazhab dalam bidang fiqh dan firqah dalam bidang kalam. Tarekat merupakan gerakan kesufian popular sebagai bentuk terakhir gerakan tasawuf tampaknya tidak juga tidak begitu muncul.
Jadi yang dimaksud dengan tarekat ialah suatu system dan cara-cara beramal dari irsyad (pembimbing) seorang guru terhadap murid-muridnya yang mengikat dalam suatu mazhab tertentu yang pada dasarnya untuk menjalankan sunnah Rasulullah saw secara optimal dan sungguh-sungguh.

C. Jenis-jenis Tarekat dan Ajarannya
1 Tarekat Khalawatiyah
Tarekat khalawatiyah didirikan oleh Abdul Qodir Suhrawardi dan Umar Suhrawardi. Tarekat ini membagi manusia menjadi tujuh tingkatan yaitu:
a. Manusia yang berada dalam nafsul ammarah
Seperti jahil, kikir, sombong, gemar kepada kejahatan dan dipengaruhi syahwat dan sifat-sifat tercela lainnya.
b. Manusia yang berada dalan nafsul lawwamah
Maksudnya mereka yang gemar meninggalkan perbuatan buruk, dan berbuat saleh tetapi suka bemegah-megahan.
c. Manusia yang berada dalam nafsul mulhamah.
d. Manusia yang berada dalam nafsul muthma’innah.
e. Manusia yang berada dalam nafsul radhiyah.
f. Manusia yang berada dalam nafsulmardiyah.
g. Manusia yang berada dalam nafsulkamillah.
Tarekat khalawatiyah ini mengajarka ajaran spiritual yang merupakan gabungan berbagai tekhnik spiritual lainnya.
2 Tarekat Naqsyabandiyah
Pendiri tarekat naqsyabandiyah ini adalah Muhammad bin Baha’uddin Al-huawaisi Al-Bukhari (717-791 H). Naqsyabandiyah ini mempunyai arti yaitu lukisan, karena ia ahli dalam memberikan gambaran kehidupan yang ghaib-ghaib.
Tarekat naqsyabandiyah ini mengajarkan cara berdo’a, baca al-qur’an dan berzikir-zikir yang sangat sederhana. Namun tarekat ini lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada zikir dengan lisan.
Ada enam dasar yang dipakai sebagai pegangan untuk mencapai tujuan Dallam tarekat ini, yaitu:

a. Taubat
b. Uzla
c. Zuhud
d. Takwa
e. Qona’ah dan
f. Taslim.
Hukum yang dijadikan dalam tarekat ini ada enam, yaitu:
a. Zikir
b. Meninggalkan hawa nafsu
c. Meninggalkan kesenangan duniawi
d. Melaksanakan ajaran agama dengan sungguh-sungguh
e. Berbuat baik kepada makhluk Allah
f. Mengerjakan amal kebaikan.
3 Tarekat Qadiriyah
Tarekat qadariyah ialah tarekat yang pertama yang disebut dengan sumber-sumber pribumi. Tarekat ini didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani, seorang ulama yang zahid. Ia mempunyai sekolah untuk melakukan suluk dan latihan-latihan kesufian di Baghdad.. Sejak kecil Syekh Jailani adalah anak yang berbakti pada orang tua, jujur, gemar belajar, dan beramal serta menyayangi fakir miskin dan selalu menjauh dari hal-hal yang bersifat maksiat.
Tarekat ini mengamalkandan mengajarkan zikir dan wirid tertentu, dan mengajarkan cara mengatur nafas pada waktu berzikir. Ajaran ini merupakan adaptasi dari teori emanasi yang tidak lama kemudian sangat popular di Indonesia.
4 Tarekat Rifa’iyah
Tarekat rifa’iyah didirikan oleh Syekh Ahmad bin Ali Al-Rifa’I (1106-500 H). Ciri khas tarekat Rifaiyah adalah pelaksanaan zikirnya yang dilakukan bersama-sama diiringi oleh suara gendang yang bertalu-talu. Zikir tersebut dilakukan sampai mencapai suatu keadaan dimana mereka dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan.

5 Tarekat Sammaniyah
Kemunculan tarekat ini bermula dari kegiatan Syekh Muhammad Saman, seorang guru mahsyur yang mengajarkan tarekat di Madinah. Banyak orang Indonesia yang pergi kesana untuk mengikuti pengajarannya. Sebagai guru besar tasawuf, syekh Muhammad Saman terkenal akan kesalehannya, kezuhudan, dan kekeramatannya.
Tarekat sammaniyah ini juga mewiridkan bacaan zikir yang biasanya dilakukan secara bersama-sama pada malam jum’at di masjid dan mushalla sampai tengah malam. Selain itu ibadah yang diamalkan oleh syekh yang diikuti oleh murid-muridnya sebagai tarekat antara lain sholat sunat asyraq dua raka’at, sholat sunnah dhuha, memperbanyak rhiadhah, dan menjauhkan diri dari kesenangan duniawi.
6 Tarekat Syaziliyah
Pendiri tarekat syaziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy;Syazili, seorang ulama dan sufi besar. Ia dilahirkan pada 573 H disuatu desa kecil di kawasan Maghribi. Ali Syazali sangat saleh dan alim. Tutur katanya enak didengar dan mengandung kedalaman makna. Bahkan bentuk tubuhnya dan wajahnya mencerminkan keimanan dan keikhlasan. Pengikut tarekat ini sangat luar biasa banyaknya.
Tarekat syaziliyah merupakan tarekat yang paling mudah pengamalannya. Dengan kata lain tidak membebani syarat-syarat yang berat kepada syekh tarekat seperti di bawah ini:
a. Meninggalkan segala perbuatan maksiat
b. Memelihara segala ibadah wajib
c. Menunaikan ibadah-ibadah sunnah
d. Zikir kepada Allah SWT sebanyak mungkin
e. Membaca shalawat.
7 Tarekat Tijaniyah
Pendiri tarekat Tijaniyah ialah Abdul Abbas bin Muhammad bin Muchtar At-Tijani (1737-1738), seorang ulama Algeria yang lahir di ‘Ain Mahdi. Keistimewaannya adalah ketika berumur 7 tahun ia sudah menghafal Al-Qur’an, kemudian mempelajari pengetahuan islam yang lain, sehingga ia menjadi guru dalam usia belia.
Pendiri tarekat ini telah mempelajari rahasia-rahasia bathin, bahkan dalam keadaan terjaga ia bertemu dengan Muhammad saw yang mengajarkannya wirid, istighfar, dan shalawat.
Wirid-wirid yang diajarkan tarekat tijaniyah sangat sederhana seperti istighfar, shalawat, tahlil. Semua wirid tersebut boleh diamalkan dua waktu sehari.

D. Kesimpulan
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa tarekat ialah suatu system dan cara-cara beramal dari irsyad seorang guru terhadap muridnya yang mengikat dalam suatu mazhab tertentu yang pada dasarnya untuk menjalankan sunnah Rasulullah saw secara optimal dan sungguh-sungguh.
Syarat utama yang perlu diperhatikan oleh pengikut tarekat ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap pengikut tarekat harus dibimbing olea Syekh Mursyid yang bertanggungjawab.
Jenis-jenis tarekat ada tujuh, yaitu:
1) Tarekat Khalawatiyah
2) Tarekat Naqsyabandiyah
3) Tarekat Qadiriyah
4) Tarekat Rifa’iyah
5) Tarekat Sammaniyah
6) Tarekat Syaziliyah
7) Tarekat Tijaniyah

DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri Basyir, Ilmu Tasawuf, Yayasan Pena Banda Aceh, Bandung: 2005
Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007
Prof. Dr. Abu Su’ud, Islamologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2003
Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat, Ramadhani, Solo: 1993
Fadhullah Haeri, Belajar Mudah Tasawuf , PT. Lentera Basritama, Jakarta: 2001